May 01, 2018

Published May 01, 2018 by with 0 comment

PENGOLAHAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI LAHAN PERTANIAN

 
           
         Dalam Pengolahan lahan sebagai lahan Pertanian tentu ada proses, dalam artikel yang saya tulis kali ini saya akan membahas tentang pengolahan lahan khususnya lahan Gambut sebagai lahan Pertanian, artikel kali ini berkaitan dengan artikel saya sebelumnya yang berjudul “POTENSI YANG DIMILIKI LAHAN GAMBUT SEBAGAI LAHAN PERTANIAN”.

            Untuk mengolah suatu lahan pastinya diperlukan alat seperti Parang atau Arit, Cangkul dan sebagainya. Fungsi alat tadi adalah untuk membersihkan lahan dengan cara menebas atau memotong rumput maupun kayu yang tumbuh dengan menggunakan Parang  atau Arit. Setelah rumput atau kayu ditebas dari lahan maka harus dikumpulkan menjadi beberapa tumpukan dan disarankan agar tidak membakarnya karena Bencana Kebakaran lahan Gambut yang sangat berdampak sangat besar bagi sektor lainnya akibat Kabut Asap yang dihasilkan dari Bencana Kebakaran.

            Setelah proses pembersihan lahan dengan cara menebas tadi selesai maka langkah selanjutnya adalah mencangkul tanah dengan tujuan agar tanah menjadi gembur, dalam proses penggemburan biasanya akan ditemui Tunggul atau batang kayu mati yang masih tertinggal didalam tanah, batang kayu ini harus digali agar tanaman yang akan dibudidayakan tidak terhambat pertumbuhannya karena batang kayu yang menghambat akar tanaman untuk menyerap air dan juga unsur hara. Pentingnya penggalian batang kayu tadi juga berfungsi agar pada saat penggolahan tanah baik dengan mencangkul atau pun mentraktor tanah gambut tidak ada hambatan karena mata cangkul ataupun traktor tersangkut di batang kayu mati tadi dan proses pembalikan tanah lebih merata.

           
           Proses penggalian batang kayu mati atau Tunggul tadi memerlukan alat lain selain cangkul, seperti kapak atau parang dan juga ember. Fungsi dari dari Kapak atau Parang tadi sam yaitu untuk memotong bagian batang kayu yang masih menancap dengan kuat di dalam tanah Gambut. Masih ada cara alternatif lain seperti penggunaan sejenis Asam Potasium yang disuntikan kebatang mati tadi agar batang yang sudah mati tadi cepat membusuk  atau melapuk. Namun penggunaan zat semacam itu biasanya akan memakan lebih banyak biaya karena harganya yang cukup mahal dipasaran.

            Setelah semua proses selesai, baik itu proses pembersihan lahan dari tumbuhan maupun pencangkulan dan juga penggalian batang kayu mati tadi langkah selanjutnya adalah pembuatan parit atau Drainase dengan tujuan agar lahan Gambut tidak di genangi oleh air ketika musim hujan tiba. Pembuatan parit atau Drainase  dilakukan dengan cara menggali atau mencangkul tanah dengan kedalaman sekitar 50 cm sampai dengan 1 meter hal ini berfungsi agar air tidak meluap kembali kelahan yang sudah diolah tadi dan kemudian menyebabkan lahan tergenangi atau kebanjiran. Parit yang dibuat harus mengarah ke saluran utama dimana terdapat sungai sebagai tempat keluarnya air yang dihasilkan oleh lahan ketika hujan.

            Dan proses terakhir adalah pengapuran lahan supaya pH tanah Gambut yang Asam dapat netral. Pengapuran dapat dilakukan dengan  menggunakan kapur dolomit maupun abu sisa dari pembakaran kayu, kapur atau abu tadi dapat ditaburkan pada tanah yang sudah dicangkul atau digemburkan tadi dan kemudian biarkan selama 1-2 minggu barulah tanah atau lahan Gambut dapat ditanami, jangan lupa untuk melakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang (organik) dengan tujuan agar sifat fisik, kimia, dan biologi tanah Gambut menjadi baik. Pemupukan dasar dapat dilakukan pada saat pengapuran maupun sesudahnya dengan syarat pemupukan dasar harus dilakukan 3 hari sampai 1 minggu sebelum tanam dengan tujuan agar terjadi dekomposisi pada tanah Gambut yang dilakukan oleh organisme pengurai yang berasal dari pupuk kandang tadi.  
      edit

0 comments:

Post a Comment