May 09, 2018

Published May 09, 2018 by with 0 comment

SISTEM PERTANIAN SUKU DAYAK KALIMANTAN



           
         Suku Dayak adalah Penduduk Pribumi asli yang lahir dan mendiami sebagian besar wilayah di pulau Kalimantan, Suku Dayak merupakan Suatu Suku yang dilahirkan dengan menjinjing adat dengan arti bahwa dari semenjak jaman nenek moyang orang Dayak sampai sekarang masih dipegang erat oleh suku dayak. Suku Dayak merupakan suku yang pemalu namun sangat ramah kepada siapapun tanpa memandang asal ataupun status sosialnya. Sebagian masyarakat Suku Dayak adalah Petani dan Pemburu dengan  sistem pertanian orang dayak adalah dengan ladang berpindah atau huma yang merupakan kearifan lokal turun temurun.
         
         Dalam pembukaan suatu lahan untuk bertani (behuma) pastinya ada upacara adat dimana upacara adat ini dimaksudkan untuk meminta ijin pada alam dan juga kepada leluhur yang dipimpin oleh seorang temenggung atau kepala adat dari kampung tersebut agar usaha tani atau behuma berhasil dan diberkati.
           
              Dalam pengerjaan lahan atau huma biasanya dilakukan secara beramai-ramai atau gotong-royong baik dalam membuka atau merambah hutan sampai ke menanam benih tanaman yang akan dibudidayakan, ketika proses penanaman biasanya orang Dayak memakai kayu atau tugal tanpa mencangkul lahan terlebih dahulu. Jenis tanaman yang biasanya ditanam adalah Padi,Jagung, Belugur (sejenis sorghum),Singkong, Terong asam, Labu peringgi, Timun Batu (sejenis blewah),Sawi Kampung.
           
               Lahan atau Huma yang dipakai bertani hanya digunakan pada musim berladang atau behuma dan setelah segala tanaman dipanen maka lahan tadi dibiarkan begitu saja hingga tumbuhan semak dan pohon tumbuh kembali, jika memasuki musim berladang atau behuma maka akan dibuka kembali lahan baru, namun lahan yang tadi dibiarkan beristirahat untuk musim berladang atau behuma selanjutnya.
         
               Penggunaan hutan sebagai ladang merupakan kearifan lokal dari suku dayak dimana hutan tersebut pun sebelumnya juga merupakan bekas ladang atau Huma dari beberapa tahun sebelumnya. Biasanya luas lahan yang digunakan oleh masyarakat dayak untuk behuma sampai dengan 1-2 hektar sekali musim beladang atau behuma dengan proses pengolahan yang dilakukan bersama-sama atau bergotong-royong, oleh karena itu pada saat setelah musim panen akan diadakan acara atau ucapan syukur atas panen yang disebut GAWAI oleh orang Dayak dimana semua orang dalam kampung itu memberi makan kepada semua orang yang bertamu atau bertandang kerumah masing-masing warga.
        
            Sistem pertanian yang digunakan oleh masyarakat dayak merupakan suatu budaya yang turun-temurun semenjak leluhur dari suku dayak mulai mengenal pertanian, jika di tilik dari sisi modern pertanian jaman sekarang maka sistem pertanian orang dayak merupakan sistem pertanian yang bersahabat dengan alam karena input seperti pupuk dan penggunaan pestisida tidak ada dan juga sistem pertanian yang sudah menjadi kebudayaan orang dayak adalah sebuah sistem pertanian yang benar-benar organik karena taka da sentuhan bahan kimia sintetis atau kimia buatan untuk menyuburkan tanaman yang dibudidayakan.
         
            Mengenai penggunaan lahan yang diusahakan pada musim berladang atau behuma biasanya lahan yang sudah selesai digunakan akan dibiarkan begitu saja hingga semak dan pohon tumbuh kembali dengan maksud supaya humus atau bahan organik dapat muncul dan memperbaiki sifat fisik,kimia,dan biologi tanah secara alami dan pada akhirnnya pada waktu musim berladang atau behuma tiba maka lahan yang sudah lama beristirahat dan sudah mengandung bahan organik yang membuat lahan subur tadi siap untuk digunakan dan ditanami.
           
Read More
      edit

May 01, 2018

Published May 01, 2018 by with 0 comment

PENGOLAHAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI LAHAN PERTANIAN

 
           
         Dalam Pengolahan lahan sebagai lahan Pertanian tentu ada proses, dalam artikel yang saya tulis kali ini saya akan membahas tentang pengolahan lahan khususnya lahan Gambut sebagai lahan Pertanian, artikel kali ini berkaitan dengan artikel saya sebelumnya yang berjudul “POTENSI YANG DIMILIKI LAHAN GAMBUT SEBAGAI LAHAN PERTANIAN”.

            Untuk mengolah suatu lahan pastinya diperlukan alat seperti Parang atau Arit, Cangkul dan sebagainya. Fungsi alat tadi adalah untuk membersihkan lahan dengan cara menebas atau memotong rumput maupun kayu yang tumbuh dengan menggunakan Parang  atau Arit. Setelah rumput atau kayu ditebas dari lahan maka harus dikumpulkan menjadi beberapa tumpukan dan disarankan agar tidak membakarnya karena Bencana Kebakaran lahan Gambut yang sangat berdampak sangat besar bagi sektor lainnya akibat Kabut Asap yang dihasilkan dari Bencana Kebakaran.

            Setelah proses pembersihan lahan dengan cara menebas tadi selesai maka langkah selanjutnya adalah mencangkul tanah dengan tujuan agar tanah menjadi gembur, dalam proses penggemburan biasanya akan ditemui Tunggul atau batang kayu mati yang masih tertinggal didalam tanah, batang kayu ini harus digali agar tanaman yang akan dibudidayakan tidak terhambat pertumbuhannya karena batang kayu yang menghambat akar tanaman untuk menyerap air dan juga unsur hara. Pentingnya penggalian batang kayu tadi juga berfungsi agar pada saat penggolahan tanah baik dengan mencangkul atau pun mentraktor tanah gambut tidak ada hambatan karena mata cangkul ataupun traktor tersangkut di batang kayu mati tadi dan proses pembalikan tanah lebih merata.

           
           Proses penggalian batang kayu mati atau Tunggul tadi memerlukan alat lain selain cangkul, seperti kapak atau parang dan juga ember. Fungsi dari dari Kapak atau Parang tadi sam yaitu untuk memotong bagian batang kayu yang masih menancap dengan kuat di dalam tanah Gambut. Masih ada cara alternatif lain seperti penggunaan sejenis Asam Potasium yang disuntikan kebatang mati tadi agar batang yang sudah mati tadi cepat membusuk  atau melapuk. Namun penggunaan zat semacam itu biasanya akan memakan lebih banyak biaya karena harganya yang cukup mahal dipasaran.

            Setelah semua proses selesai, baik itu proses pembersihan lahan dari tumbuhan maupun pencangkulan dan juga penggalian batang kayu mati tadi langkah selanjutnya adalah pembuatan parit atau Drainase dengan tujuan agar lahan Gambut tidak di genangi oleh air ketika musim hujan tiba. Pembuatan parit atau Drainase  dilakukan dengan cara menggali atau mencangkul tanah dengan kedalaman sekitar 50 cm sampai dengan 1 meter hal ini berfungsi agar air tidak meluap kembali kelahan yang sudah diolah tadi dan kemudian menyebabkan lahan tergenangi atau kebanjiran. Parit yang dibuat harus mengarah ke saluran utama dimana terdapat sungai sebagai tempat keluarnya air yang dihasilkan oleh lahan ketika hujan.

            Dan proses terakhir adalah pengapuran lahan supaya pH tanah Gambut yang Asam dapat netral. Pengapuran dapat dilakukan dengan  menggunakan kapur dolomit maupun abu sisa dari pembakaran kayu, kapur atau abu tadi dapat ditaburkan pada tanah yang sudah dicangkul atau digemburkan tadi dan kemudian biarkan selama 1-2 minggu barulah tanah atau lahan Gambut dapat ditanami, jangan lupa untuk melakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang (organik) dengan tujuan agar sifat fisik, kimia, dan biologi tanah Gambut menjadi baik. Pemupukan dasar dapat dilakukan pada saat pengapuran maupun sesudahnya dengan syarat pemupukan dasar harus dilakukan 3 hari sampai 1 minggu sebelum tanam dengan tujuan agar terjadi dekomposisi pada tanah Gambut yang dilakukan oleh organisme pengurai yang berasal dari pupuk kandang tadi.  
Read More
      edit
Published May 01, 2018 by with 0 comment

POTENSI YANG DIMILIKI LAHAN GAMBUT SEBAGAI LAHAN PERTANIAN

 
         


                 Gambut merupakan kumpulan material atau bahan yang memiliki kandungan Organik yang tinggi yang berasal dari tumbuhan yang mati dan menumpuk pada suatu wilayah tertentu yang kemudian menebal dan dengan kandungan air yang tinggi dan hanya sedikit mengalami perombakan. Tumbuhan yang mati dan menumpuk tadi mengalami dekomposisi anaerobik yang apabila digali atau dicangkul maka akan ditemukan bagian yang masih utuh seperti daun ataupun batang.
           
            Kandungan unsur hara  mikro seperti Besi (Fe) dan Allumunium (Al) yang tinggi menyebabkan tanah Gambut menjadi asam dan menyebabkan tanaman kekurangan unsur hara dan keracunan, namun hal ini dapat di atasi dengan Pengapuran dengan tujuan agar pH tanah Gambut Asam mendekati netral sekitar 6.5 dengan begitu unsur hara yang tersedia dapat diserap secara optimal oleh tanaman  dan juga Pemupukan dengan pupuk Kandang dengan tujuan agar sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi baik.
           
           Gambut terbentuk oleh lingkungan yang khas, yaitu rawa dan suasana genangan yang terjadi hampir sepanjang tahun. Kondisi seperti ini menjadikan Lahan Gambut cocok menjadi lahan tanam padi (sawah) dengan pengelohan lahan yang tepat dan penggunaan benih unggul maka akan dihasilkan produksi yang optimal dan dengan manajemen pertanian yang baik maka pertanian di Lahan Gambut akan sukses. 
          
            Material organik yang tinggi pada lahan Gambut membuatnya menjadi suatu keuntungan yang besar bagi petani karena struktur tanah pada lahan Gambut yang remah akibat dari kandungan bahan Organik yang tinggi tadi membuat  pertumbuhan akar menjadi baik karena akar dapat menjejalkan seluruh bagiannya kedalam tanah dan dapat menyerap air dan unsur hara dengan optimal.
          
           Pertumbuhan tanaman  pangan seperti padi, sayur dan lainnya biasanya akan mengalami gangguan akibat dari pH tanah Gambut yang asam pada saat musim hujan, oleh karena itu tanaman perkebunan seperti nanas, lada dan tanaman perkebunan lainnya bisa jadi alternatif jika tanaman pangan tidak menghasilkan panenan yang optimal. Namun tanaman perkebunan seperti kelapa sawit tidak disarankan untuk di tanam di lahan Gambut karena sifat dari tanaman sawit yang rakus akan membuat tanah Gambut menjadi rusak dan juga akar tanaman sawit yang tertinggal dalam tanah pada saat tanaman sawit mati akan membuat tanaman lain yang akan dibudidayakan menjadi terhambat pertumbuhannya karena akar sawit tadi.
Read More
      edit