Suku Dayak adalah Penduduk Pribumi asli yang lahir dan mendiami sebagian besar wilayah di pulau Kalimantan, Suku Dayak merupakan Suatu Suku yang dilahirkan dengan menjinjing adat dengan arti bahwa dari semenjak jaman nenek moyang orang Dayak sampai sekarang masih dipegang erat oleh suku dayak. Suku Dayak merupakan suku yang pemalu namun sangat ramah kepada siapapun tanpa memandang asal ataupun status sosialnya. Sebagian masyarakat Suku Dayak adalah Petani dan Pemburu dengan sistem pertanian orang dayak adalah dengan ladang berpindah atau huma yang merupakan kearifan lokal turun temurun.
Dalam pembukaan suatu lahan untuk bertani (behuma)
pastinya ada upacara adat dimana upacara adat ini dimaksudkan untuk meminta
ijin pada alam dan juga kepada leluhur yang dipimpin oleh seorang temenggung
atau kepala adat dari kampung tersebut agar usaha tani atau behuma berhasil dan
diberkati.
Dalam pengerjaan lahan atau huma biasanya dilakukan
secara beramai-ramai atau gotong-royong baik dalam membuka atau merambah hutan
sampai ke menanam benih tanaman yang akan dibudidayakan, ketika proses
penanaman biasanya orang Dayak memakai kayu atau tugal tanpa mencangkul lahan
terlebih dahulu. Jenis tanaman yang biasanya ditanam adalah Padi,Jagung, Belugur
(sejenis sorghum),Singkong, Terong asam, Labu peringgi, Timun Batu (sejenis
blewah),Sawi Kampung.
Lahan atau Huma yang dipakai bertani hanya digunakan pada
musim berladang atau behuma dan setelah segala tanaman dipanen maka lahan tadi
dibiarkan begitu saja hingga tumbuhan semak dan pohon tumbuh kembali, jika
memasuki musim berladang atau behuma maka akan dibuka kembali lahan baru, namun
lahan yang tadi dibiarkan beristirahat untuk musim berladang atau behuma
selanjutnya.
Penggunaan hutan sebagai ladang merupakan kearifan lokal
dari suku dayak dimana hutan tersebut pun sebelumnya juga merupakan bekas ladang
atau Huma dari beberapa tahun sebelumnya. Biasanya luas lahan yang digunakan
oleh masyarakat dayak untuk behuma sampai dengan 1-2 hektar sekali musim
beladang atau behuma dengan proses pengolahan yang dilakukan bersama-sama atau
bergotong-royong, oleh karena itu pada saat setelah musim panen akan diadakan
acara atau ucapan syukur atas panen yang disebut GAWAI oleh orang Dayak dimana
semua orang dalam kampung itu memberi makan kepada semua orang yang bertamu
atau bertandang kerumah masing-masing warga.
Sistem pertanian yang digunakan oleh masyarakat dayak
merupakan suatu budaya yang turun-temurun semenjak leluhur dari suku dayak
mulai mengenal pertanian, jika di tilik dari sisi modern pertanian jaman
sekarang maka sistem pertanian orang dayak merupakan sistem pertanian yang
bersahabat dengan alam karena input seperti pupuk dan penggunaan pestisida tidak
ada dan juga sistem pertanian yang sudah menjadi kebudayaan orang dayak adalah
sebuah sistem pertanian yang benar-benar organik karena taka da sentuhan bahan
kimia sintetis atau kimia buatan untuk menyuburkan tanaman yang dibudidayakan.
Mengenai penggunaan lahan yang diusahakan pada musim
berladang atau behuma biasanya lahan yang sudah selesai digunakan akan
dibiarkan begitu saja hingga semak dan pohon tumbuh kembali dengan maksud
supaya humus atau bahan organik dapat muncul dan memperbaiki sifat
fisik,kimia,dan biologi tanah secara alami dan pada akhirnnya pada waktu musim
berladang atau behuma tiba maka lahan yang sudah lama beristirahat dan sudah
mengandung bahan organik yang membuat lahan subur tadi siap untuk digunakan dan
ditanami.